Seperti apakah pemimpin yang baik? Kepemimpinan bukan soal bagaimana mendikte orang lain dengan menggunakan otoritas yang dimiliki misalkan melalui jabatan dan kewenangan. Sebaliknya, Kepemimpinan terkait dengan bagaimana seseorang memiliki keterampilan dalam mempengaruhi orang lain dalam tim secara positif dalam rangka mencapai visi kolektif organisasi. Apa saja yang harus seorang pemimpin untuk dapat menanamkan pengaruh positif tersebut, berikut ini adalah beberapa kiatnya.

  1. Membuat Strategi

Pemimpin yang efektif dapat menumbuhkan pengaruh positifnya dengan menjadi orang yang dapat diandalkan oleh anggota tim untuk memberikan arahan dan kejelasan. Namun, pengaruh tersebut dapat berkurang apabila pemimpin bukan merupakan pemikir strategis. Pengaruhnya dapat berkurang atau bahkan hilang jika anggota tim melihat pemimpinnya  tampak frustrasi, tidak punya arah, atau kurang percaya diri.

Orang ingin tahu bahwa pemimpin mereka memiliki rencana strategis untuk mencapai keberhasilan.  Inilah mengapa perencanaan strategis penting untuk menumbuhkan kredibilitas dan kepercayaan. Saat pemimpin membuat rencana yang memberikan hasil positif, mereka meningkatkan pengaruh positifnya sebagai pemimpin yang handal.

  1. Terlibat dalam komunikasi yang jujur ​​dan terbuka

Salah satu elemen terpenting dari kepemimpinan yang berpengaruh adalah menciptakan jalur komunikasi terbuka dengan anggota tim. Kejujuran dan transparansi pemimpin harus menjadi contoh bagi anggota timnya.

Seorang pemimpin efektif mampu menyesuaikan interaksi dan gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan setiap situasi dan anggota tim, berdasarkan preferensi individu. “Ini berarti pemimpin meluangkan waktu untuk mencari tahu mode komunikasi mana yang disukai oleh setiap anggota tim – misalnya, apakah mereka mengirim pesan teks, email, telepon, atau tatap muka? Pemimpin yang efektif  juga merupakan pendengar yang hebat dan benar-benar tertarik pada orang lain.”

Menampilkan keterampilan komunikasi aktif dan transparansi dapat membangun kepercayaan di antara tim dan meningkatkan keterlibatan tim. komunikasi pemimpin, sangat penting untuk bersikap tulus di atas segalanya. Ada banyak gaya kepemimpinan; tidak ada yang benar dan salah. Tetapi  ada yang asli, dan ada yang palsu. Tidak ada yang mengikuti kepemimpinan palsu.

  1. Menunjukkan Empati

Empati selalu menjadi keterampilan penting bagi para pemimpin yang berpengaruh. Saudara selalu tahu bahwa menunjukkan empati itu positif bagi orang-orang, namun selain itu penelitian baru menunjukkan empati berdampak pada segala hal mulai dari inovasi hingga retensi. Kepemimpinan yang hebat membutuhkan perpaduan yang baik dari semua jenis keterampilan untuk menciptakan kondisi keterlibatan, kebahagiaan, dan kinerja, dan empati menempati urutan teratas dari apa yang harus dilakukan dengan benar oleh para pemimpin.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Evolutionary Biology, ketika empati diperkenalkan ke dalam pengambilan keputusan, itu meningkatkan kerja sama dan bahkan membuat orang menjadi lebih berempati. Empati menumbuhkan lebih banyak empati.

Pemimpin dapat menunjukkan empati dengan dua cara. Pertama, mereka dapat mempertimbangkan pikiran orang lain melalui empati kognitif (“Jika saya berada di posisinya, apa yang akan saya pikirkan saat ini?”). Pemimpin juga dapat berfokus pada perasaan seseorang dengan menggunakan empati emosional (“Berada di posisinya akan membuat saya merasa _”). Tetapi para pemimpin akan paling sukses tidak hanya ketika mereka mempertimbangkan orang lain secara pribadi, tetapi ketika mereka mengungkapkan keprihatinan mereka dan menanyakan tentang tantangan secara langsung, dan kemudian mendengarkan tanggapan dari anggota tim.

  1. Tindakan yang nyata

Kepemimpinan yang hebat juga membutuhkan tindakan. Seorang pemimpin suka mengatakan, “Kamu bertingkah sangat keras, saya hampir tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan.” Orang akan mempercayai pemimpin dan merasakan keterlibatan dan komitmen yang lebih besar ketika ada keselarasan antara apa yang dikatakan dan dilakukan pemimpin. Semua pemahaman tentang situasi orang lain itu harus berubah menjadi kasih sayang dan tindakan. Empati dalam tindakan adalah memahami perjuangan karyawan dan menawarkan bantuan. Itu menghargai sudut pandang seseorang dan terlibat dalam debat sehat yang membangun solusi yang lebih baik. Itu mempertimbangkan perspektif anggota tim dan membuat rekomendasi baru yang membantu mencapai kesuksesan yang lebih besar. Seperti kata pepatah populer, orang mungkin tidak mengingat apa yang Anda katakan, tetapi mereka akan mengingat bagaimana Anda membuat mereka merasa.