Teman Khayalan Si Kecil
Terakhir diperbarui pada Juli 8, 2024 jam 12:38 AMPernahkah bunda mendapati si kecil bermain dengan sesosok yang tidak nyata atau biasa disebut juga sebagai teman khayalan? Apakah normal bagi si kecil untuk mempunyai teman khayalan? Ataukah si kecil terlalu kesepian sehingga membuat teman khayalan untuk menemaninya bermain?
Tidak perlu panik bunda, disini bunda bisa mencari tahu mengenai teman khayalan bagi si kecil. Pertama-tama bunda perlu mengetahui terlebih dahulu tentang apa itu teman khayalan. Teman khayalan adalah sesosok teman yang dibuat oleh anak dalam imajinasinya.
Biasanya teman khayalan muncul ketika si kecil berusia 2/3 tahun hingga kurang lebih 7 tahun, kemudian teman khayalan akan hilang dengan sendirinya. Karena teman khayalan ini didasarkan oleh imajinasi si kecil, maka bentuk dari teman khayalan ini pun tidak selalu berupa manusia. Teman khayalan dapat berupa hewan, tumbuhan ataupun sesosok kartun yang si kecil ciptakan.
Lalu apakah memiliki teman khayalan adalah indikator bahwa si kecil kesepian? Ternyata hal ini tidak benar loh, bun. Memiliki teman khayalan adalah hal yang normal bagi si kecil. Di usia kanak-kanak kemampuan otak si kecil berkembang pesat sehingga imajinasinyapun ikut berkembang dengan luas. Bahkan dengan imajinasinya, si kecil sudah mulai bisa menciptakan teman khayalannya sejak si kecil berusia 2,5 tahun. Meski begitu bunda tidak perlu begitu cemas, karena pada dasarnya hampir sebagian besar anak sebenarnya mengetahui bahwa teman khayalannya itu tidaklah nyata.
Tahukah bunda bahwa ternyata teman khayalan bisa membantu dalam perkembangan si kecil. Ada banyak hal yang bisa membuat si kecil berimajinasi memiliki teman khayalan. Misalkan si kecil menciptakan teman khayalan untuk menemaninya mengeksplorasi lingkungannya atau bisa juga untuk menemani si kecil mengatasi ketakutannya pada kegelapan.
Berikut beberapa manfaat teman khayalan dalam perkembangan si kecil :
Membantu si kecil mengenali dan menemukan peran dirinya
Si kecil tentunya cenderung memimpin teman khayalannya. Hal ini menyebabkan si kecil mencoba berbagai peran dalam dunia sosial dengan lingkup yang ia pahami dan menemukan peran yang paling cocok dan sesuai dengan karakter yang ia miliki.
Meningkatkan kreativitas si kecil
Saat bermain dengan teman khayalan, si kecil biasanya menciptakan suatu permasalahan. Kemudian si kecilpun mulai memutar otaknya untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi. Si kecil akan lebih mengeksplorasi lingkungan dan pengetahuannya untuk menemukan ide-ide kreatif yang membantu dirinya.
Membantu si kecil memahami berbagai macam situasi dan ekspresi
Si kecil akan mulai mengenali berbagai macam situasi dan mulai menempatkan ekspresi yang sesuai dan tepat dalam situasi tersebut.
Membantu si kecil memahami konflik di sekitarnya
Dengan melihat lingkungan sekitar, si kecil akan mulai mengenali beberapa masalah atau konflik. Si kecil akan mulai belajar menganalisis mengenai konflik tersebut dan penyelesaian yang bisa diberikan.
Membantu si kecil mendapatkan keberanian
Seringkali teman khayalan menemani si kecil untuk menaklukan ketakutannya. Seperti ketika si kecil takut akan kegelapan, teman khayalan si kecil menjadi pendorong si kecil untuk menjadi berani mengatasi ketakutannya.
Teman khayalan memanglah sangat membantu dalam perkembangan si kecil. Namun bunda juga perlu mewaspadai apabila teman khayalan si kecil telah melenceng dari batas kenormalan.
Beberapa indikator yang perlu bunda waspadai pada teman khayalan si kecil :
- Tidak lagi memiliki minat ataupun ketertarikan bahkan enggan untuk berteman dengan orang lain di kehidupan nyata.
- Lebih pendiam dan sulit untuk diajak berkomunikasi.
- Terlihat ketakutan dan tertekan dengan keberadaan teman khayalannya karena teman khayalannya lebih mendominasi atau berkuasa dibanding si kecil.
- Berperilaku kasar dan nakal dengan berdalih pada teman khayalannya. Atau ketika si kecil melakukan kesalahan, ia melemparkan kesalahannya pada teman khayalannya.
- Adanya tanda-tanda kekerasan fisik, seksual, maupun emosional pada diri si kecil.
- Si kecil tidak mampu lagi atau sulit untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya khayalannya saja.
- Teman khayalan tidak juga menghilang bahkan ketika si kecil sudah berusia lebih dari 12 tahun.
Lalu bagaimanakah bunda dalam menyikapi si kecil dan teman khayalannya?
- Pertama, bunda harus bisa menghargai pertemanan antara si kecil dengan teman khayalannya. Seperti memperlihatkan rasa penasaran tentang teman khayalan si kecil dan meminta si kecil menceritakan tentang teman khayalannya dan apa yang membuat si kecil menyukai teman khayalannya itu.
- Kedua, bunda tidak perlu ikut terlibat dengan hubungan antara si kecil dengan teman khayalannya. Seperti ikut menyapanya dan mengobrol, atau memperlakukan teman khayalan si kecil seolah nyata dan ada.
- Ketiga, bunda perlu memberikan batasan kepada si kecil. Seperti ketika si kecil melakukan kesalahan, jangan biarkan si kecil melemparkan kesalahannya kepada teman khayalannya. Kemudian ketika si kecil memperlakukan teman khayalan seolah benar-benar nyata dengan ikut memberikannya makanan nyata, maka berilah pengertian bahwa teman khayalannya berbeda.
- Keempat, jangan jadikan teman khayalan si kecil untuk memanipulasi si kecil. Misal ketika si kecil tidak menyukai makanannya, bunda tidak boleh mengancam si kecil dengan menggunakan teman khayalannya.
Teman khayalan si kecil akan mulai berangsur-angsur menghilang setelah si kecil berusia 7 tahun. Adanya teman khayalan seringkali membuat si kecil tumbuh menjadi pribadi yang ceria dan kreatif. Keberadaan teman khayalanpun tidak selalu merupakan indikator bahwa si kecil kurang perhatian dan kesepian, namun karena perkembangan imajinasi si kecil yang luas sehingga si kecil mampu menciptakan teman khayalannya. Oleh karena itu bunda tidak perlu panik ketika mendapati si kecil memiliki teman khayalan, karena hal itu merupakan sesuatu yang normal dan bermanfaat bagi perkembangan si kecil.