Tanda-tanda kita berada pada Toxic Relationship
Terakhir diperbarui pada Juli 8, 2024 jam 12:39 AMApa tanda-tanda bahwa kita tengah menjalin hubungan dengan seseorang yang toxic sehingga kita mengalami Toxic relationship ? Mari kita mulai dengan definisi terlebih dahulu, Toxic relationship adalah hubungan di mana kesejahteraan kita terancam, baik secara fisik, emosional, dan psikologis. Toxic relationship ini dapat terjadi dalam hubungan apa pun misalkan hubungan teman kerja, persahabatan, bahkan hubungan pasangan kekasih. Jika kita melihat salah satu dari beberapa tanda berikut, maka kemungkinan kita berhubungan dengan orang toxic dan kita ada dalam toxic relationship.
- Tidak ada dukungan
Hubungan bisa menjadi sangat negatif jika tidak ada dukungan kedua belah pihak. Seseorang dalam toxic relationship mungkin merasa diremehkan dan mungkin merasa tidak ada dukungan sama sekali.
Orang yang toxic mungkin melihat setiap pencapaian orang lain sebagai kompetisi dan akan selalu berusaha untuk mengunggulinya.
Sehingga seolah-olah kita tidak ada gunanya berjuang untuk mencapai tujuan karena kita merasa tidak pernah ada dukungan orang lain dan rasa bangga terhadap capaian yang kita raih. Seolah-olah kesuksesan dan minat kita tidak sepenting kesuksesan mereka.
- Cara berkomunikasi
Seringkali kita dapat mengenali bahwa seseorang itu Toxic dalam menjalin hubungan, hal ini dapat dilihat dari cara mereka berkomunikasi dengan kita dan orang lain. Mereka mungkin sangat sarkatis dan sangat kritis terhadap kita sambil menutupinya dengan menyatakan bahwa mereka hanya sekedar bercanda.
Mereka mungkin selalu menemukan kesalahan dengan semua yang kita lakukan dan menyalahkan kita atas segala hal buruk yang terjadi.
Kita juga bisa mengamati bagaimana mereka memperlakukan orang lain, terutama yang tidak mereka kenal. Misalnya, mereka mungkin tidak sopan kepada pelayan di restoran atau bertengkar dengan orang lain terkait hal yang sepele.
- Tidak ada rasa hormat
Orang Toxic tidak dapat menunjukkan rasa tidak hormat dalam banyak hal. Mereka mungkin tidak menghargai batasan dan senang membuat orang lain terlihat buruk. Orang yang toxic menutup diri dan menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama ketika mereka dikonfrontasi tentang perilaku mereka.
Mereka menolak mendengarkan ketika seseorang mengungkapkan umpan baliknya dan pendapatnya serta mereka menolak untuk mendengarkan kita walau hanya sekedar ingin berbagi perasaan.
Rasa tidak hormat juga dapat ditampilakn dengan berbohong dan memanggil nama kita dengan julukan yang tidak baik.
- Mengontrol perilaku
Orang Toxic mungkin memiliki kebutuhan untuk mengendalikan orang lain dalam suatu hubungan. Di sinilah terdapat dinamika yang tidak setara, biasanya satu orang mendominasi orang lain dengan cara mementingkan dirinya sendiri.
Beberapa perilaku pengontrol dapat mencakup keinginan untuk selalu melacak lokasi kita dan memberi komentar tentang apa yang kita kenakan atau lakukan. Misalnya, mereka mungkin mengatakan ‘Saya tidak suka saat kamu memakai pakaian itu. Jadi jangan memakainya lagi’.
Orang yang toxic selalu ingin semuanya berjalan sesuai keinginannya, namun dengan cara mengabaikan orang lain. Mereka bahkan mungkin ingin kita menghabiskan seluruh waktu luang bersama mereka, kita jauh dari teman dan keluarga serta menghilangkan kebebasan kita dan aktivitas lain yang mungkin kita nikmati.
- Kebutuhan terabaikan
Orang Toxic menginginkan kita mengikuti apa yang menjadi keinginan mereka, meskipun hal itu bertentangan dengan tingkat kenyamanan atau keinginan kita sehingga pada saat itu kebutuhan kita sendiri terbaikan.
Kita berusaha agar orang lain bahagia dan merasa aman, tetapi orang Toxic mungkin tidak melakukan hal yang sama untuk kita. Mungkin kita mencoba mengungkapkan kebutuhan emosional kita kepada mereka, tetapi orang toxic tidak mau perduli sehingga tidak ada timbal balik emosional.